Selasa, 22 November 2011

Sejarah Lembaga Kekaryaan




            Terbentuknya Lembaga Kekaryaan sebagai satu dari institusi HMI terjadi pada kongres ke-7 HMI di Jakarta pada tahun 1963 dengan di putuskannya mendirikan beberapa lembaga khusus (sekarang Lembaga Kekaryaan) dengan pengurus pusatnya ditentukan berdasarkan kota yang mempunyai potensi terbesar pada jenis aktivitas lembaga kekaryaan yang bersangkutan diantaranya :
·         Lembaga Kesehatan Mahasiswa Islam (LKMI) pusatnya di Surabaya.
·         Lembaga Dakwah Mahasiswa Islam (LDMI) pusatnya di Bandung.
·         Lembaga Pembangunan Mahasiswa Islam (LPMI) pusatnya di Makasar (sekarang Ujung Pandang)
·         Lembaga Seni Budaya Mahasiswa Islam (LSMI) pusatnya di Yogyakarta.
Dan kondisi politik tahun enam puluhan yang berorientasi massa, lembaga kekaryaan pun semakin menarik bagi anggota sebagai satu faktor berkembang pesatnya lembaga kekaryaan ditunjukkan dari :
·         Adanya hasi peelitian yang menginginkan dipertegasnya status lembaga Kekaryaan, struktur organisasi dan wewenang lembaga kekaryaan.
·         Keinginan untuk menjadi lembaga kekaryaan otonomi penuh terhadap organisasi induk HMI.
Kemudian sampai pada tahun 1966 diikuti oleh pembentukan Lembaga Teknik Mahasiswa Islam (LTMI), Lembaga Pertanian Mahasiswa (LPMI), Lembaga Astronomi Mahasiswa Islam (LAMI). Akhirnya memberikan status otonomi penuh kepada lembaga kekaryaan dengan memberikan hak yang lebih kepada lembaga kekaryaan tersebut, antara lain :
a.       Punya struktur organisasi yang bersifat nasional dari tingkat Pusat sampai Rayon
b.       Memiliki Pedoman Dasar dan Pedoman Rumah Tangga (PD/PRT) sendiri
c.       Bentuk mengadakan musyawarah lembaga termasuk memilih pemimpin lembaga.
Keputusan-keputusan di atas disuatu pihak lebih mengarah kepada kegiatan lembaga, namun dilain pihak lebih merugikan organisasi ke tingkt bahkan justru menimbulkan permasalahan serius. Ini dibuktikan dengan adanya evaluasi pada kongres di Malang pada tahun 1969. dimana kondisi saat tersebut lembaga kekaryaan sudah cenderung mengarah pada perkembangan untuk melepaskan diri dari organisasi induknya.
Sehingga dalam evaluasi dalam kongres ke IX HMI di Mlang tahun 1969 antara lain melalui peper mempertanyakan :
a.       Status lembaga dan gubungan dengan organisasi induk (HMI).
b.       Perlu gtidaknya penegasan oleh kongres, bahwa Lembaga Kekaryaan adalah bagian mutlak dari HMI
Dengan demikian pada kongres IX diputuskan penggantian nama masing-masing lembaga kekaryaan misalnya LKMI menjadi LK HMI, LDMI menjdi LD HMI, dsb.
Setelah kongres X di Palembang tahun 1917. perubahan kelembagaan tidk lagi menjadi permasalahan dan perhatian Himpunan. Hal ini mengakibatkan Lembaga Kekaryaan perlahan-lahan mengalami kemunduran dan puncaknya terjadi saat diterbitkannya Sk Mendikbud tentang pengaturan kehidupan kemahasiswaan mengenai  NKK/BKK tahun 1971.
Namun realitas perkembangan organisasi merasa perlu dihidupkannya kembali lembaga Kekaryaan yang dikukuhkna melalui kongres XIII HMI di ujung Pandang Kemudian LK menjadi perhatian/ alternative baru bagi HMI katrena isu gencarnya isu fropesional. Melalui kongres XVI di padang tahun 1986 pendayagunan LK kembali di canangkan.


Maksud dan Tujuan

Adanya lembaga kekaryaan dimaksudkan untuk mempertajam alat pencapai tujuan HMI, sehingga dalam proses dapat terbentuk arah yang jelas, agar pelaksanaa pembinaan dan pengembangan lembaga kekaryaan benar-benar dapat terkordinir.
Tujuan lembaga kekaryaan berdasarkan tujuan HMI AD/ART adalah menuntaskan persoalan-persoalan anggota HMI dan umat pada umumnya yang menyangkut bidang penggarapan.
Yang dimaksud lembaga kekaryaan adalah badan-badan khusus HMI (diluar KOHATI TPL) yang bertugas melaksanakan kewajiban-keajiban HMI sesuai dengan fungsi dan bidangnya (lading garapan) masing-masing, sebagai wadah untuk meningkatkan keahlian/profesi dan minat anggota melalui pendidikan. Latihan kerja berupa darma bakti kemasyarkatan dalam proses pembangunan bangsa dan Negara. Sebagaimna terdapat daam unsure-unsur pokok ensesi kepribadian HMI yang meliputi :
1.       Dasar tauhid yang bersumber pada Al-Quran dan Sunnah Rasul yakni dasaer keyakinan bahwa ‘ Tiada Tuhan melainkan Allah dan Allah adalah merupakan inti daripada Iman,Islam dsn Ihsan.
2.       Dasar keseimbsngsn yaitu keharmonisan antara pemenuhan tugas dunia dan akhirat, jasmaniah dan ohaniah, Iman dan Ilmu menuju kebagahagiaan hidup di dunia dan akhirat.
3.       Kreatifi, yakni memiliki kemampuan dengan cipta dan daya pikir nasional dan kritis, sehingga  memiliki kebijakan untuk berilmu amaliah dan beramal ilmiah.
4.       Dinamis, yaitu selalu dalam keadaan gerak dan terus berkembang serta dengan cepat memberikan respon terhadap setiap tangtangan yang dihadapi sehinga mempunyai fungsi pelopor yang militant.
5.       pemersatu, yaitu sikap dan perbuatan angkatan muda yang merupakan kader seluruh umat Islam Indonesia menuju persatuan nasional.
6.       Progesif dan Pembaharu, yaitu sikap dan perubahan orang muda patriotik mengutamakan kepentingan bersama, bangsa diatas kepentingan pribadi. Memihak dan memebela kaum yang lemah dan tertindas dengan menentang penyimpangan dan kebatilan dalam bentuk dan manispestasinya. Aktif dalam pembentukan dan peranan umat Islam Indonesia yang adil dan makmur yang diridhai oleh Allah SWT.

Dilihat dari jenisnya, maka lembaga kekaryaan yang pernah ada :
a.       Lembaga Kesehatan Mahasiswa  Islam (LKMI)
b.       Lembaga Pers Mahasiswa Islam (LAPMI)
c.       Lembaga Dakwah Mawasiswa Islam (LDMI)
d.      Lembaga pemdidikan Mahasiswa Islam (LAPENMI)
e.       Lemabaga Pertaniaan Mahasiswa Islam (LPMI)
f.        Lembaga Tekhnologi Mahasiswa Islam (LTMI)
g.       Lembaga Seni Budaya Mahasiswa Islam (LSMI)
h.       Lembaga Astronomi Mahsiswa Islam (LAMI)
i.         Lembaga Ekonomi Mahasiswa Islam (LEMI)
j.         Lembaga Hukukm Mahasiswa Islam (LHMI)
k.       Lembaga Penelitian Mahasiswa Islam (LEPMI)
Dan lembaga-lembaga yang dibentuk sesuai dengan kebutuhan karena lembaga-lembaga yang dibentuk (sesuai dengan kebutuhan karena lembaga kekaryaan adalah badan pembantu pimpinan masing-masing) haruslah terlebih dahulu dirumuskan dalm suatu musyawarah tersendiri. Musywarah badan yang selanjutnya  disebut rapat kerja itu, bertugas untuk menjabarkan program HMI yang telah diputuskan oleh instansi-instansi kekuasaan HMI.

Landasan Status dan Fungsi
1.       Landasan Idil
Tujuan HMI yaitu terbinanya insane akademis, penipta pengabdi yang bernafaskan Islam dan bertanggung jab atas terwujudnya masyarakat adil makmur yang diridhai allah SWT (pasal 4 anggaran Dasar HMI)
2.        Landsan Konstitusional
Landasan konstitusional lembaga kekaryaan adalah Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga HMI serta ketetapan-ketetapan kongres dan kebijaksanaan-kebijaksanaan lain yang ditetapkan secara formal organisatoris.
3.       Landsan Historis
Landasan histories lembaga kekaryaan adalah motivasi dasar kelahiran HMI yaitu memenuhi panggilan bangsa dan agama meningkatkan harkat kehidupan rakyat Indonesia  dalam rangka mengisi kemerdekaan.
Status lembaga kekaryaan HMI merupakan kesatuan organisasi yang dibentuk untuk menyalurkan minat bakat dan kemampuan profesi anggota dalam suatu lingkup cabang (pasal 61 ART HMI)
Fungsi lembaga kekaryaan :
a.       Melaksanakan peningkatan wawasan profesionalisme aggota, sesuai dengan bidang masing-masing (pasal 59 ART HMI dan lembaga lemaga kekaryaan bertanggung jawab kepada pengurus HMI setempat, (pasal 60 ayat d ART HMI)
b.       Melaksanakan dan mengembangkan kebijaksanaan HMI untuk meningkatkan keahlian para anggota melalui pendididkan, penelitian dan latihan kerja praktis serta drama bakti kemsyarakatan , (pasal 60 ayat b ART HMI)

Masalah Lembaga Kekaryaan
Lembaga kekaryaan dipandang sebagaimana terbentuk dean berkembangnya keahlian segenap anggota tidak dpat melaksanakan dan melepaskan diridari saling mempengaruhi (interaksi) dengan llingkungan sekitarnya.
Tanggung jawab lembaga kekaryaan sebagaiman terdapat dalam esensi kepribadian HMI berintikan :
  1. kemurnian Idealisme
  2. pengabdian yang ihlas dan imani
  3. keberanian  dan kepeloporan
  4. pembaruan dan pemersatu
  5. keteguhan janji, sikap dan kepribadian mandiri , selain itu, lembaga kekaryaan diharapkan mampu merelevasikan pendapat, sikap dan tindakan  dengan kenyataan-kenyataan  yang ada dalam masyarakat. Dan merupakan suatu kenaifan bila potensi ini mengalami degradasi yang akan menimbulkan masalah baik secara pribadi maupun institusi HMI.
Perubahan-perubahan sosial yang  bergerak sangat cepat sebagai akibat kemajuan lmu pengetahuan dan teknologi, haruslah dihadapi dengan penuh perhitungan, kematangan dan kesiapan mental. Proses pembangunan nasional yang meliputi bidang idiologi, politik, sosial budaya, pertahanan dan keamanaan belum dapat sepenuhnya menyelesaikan permasalahan-permaslahan kemasyarakatan dan kenegaraan yang ada sementara ledakan penduduk belum dapat dikendalikan, muncul juga beberapa krisis dunia dalam bidang-bidang moneter, ekonomi, energi, lapangan kerja, taat nilai moral, norma agama dan sebagainya masalah yang langsung menmyangkut kepentingan kini dan mendatang.
Pada garis besarnya permaslahan-permaslahan itu antara lain :
a.       sosial psikologi dan sosial edukasi
Proses pertumbuhan dan kewajiaban seseorang dipengaruhi oleh tingkat pendidikannya formal maupun non formal tetapi karena tingkat pendidikiannya belum merata maka suasana yang edukatif dalm kehidupan bernasyarakat belum tercipta  (berlangsung) seperti yang diharapkan.
b.       Sosial Budaya dan Sosial Religius
Krisis nilai dan pergeseran-pergeseran  norma-norma sosial ini makin nampak dalam kehidupan masyarakat perkotaan. Utamanya di kota-kota besar . sentuhan-sentuhannya pun dewasa  ini tengah merembes jauh ke lapisan masyarakat pedesaan . sehingga dalam suasana masyarakat tradisional (seperti sekarang) akibat langsung yang segera dilaksanakan antara lain rasa ketidak pastian karena sedang berlangsung proses seleksi terhadap nilai-nilai baru. Dalam proses seleksi tersebut kemungkinan yang bisa terjadi adalah timbulnya sikap-sikap penolakan secar mutlak (negasi), keterasingan (aliansi), penerimaan secara permatur atupun pembaharuan nilai-nilai yang menguburkan identitas.
c.       Permasalahan Pengembangan Kualitas SDM
v  Permasalahan Kualitas SDM
v  Persaingan Kualitas SDM
v  Bagaimana Pengembangan SDM

d.      Sosial Ekonomi
Ledakan penduduk dengan implikasi membengkaknya ketimpangan proposi angkatan kerja dengan kesempatan kerja, belunm ratanya pembangunan dan hasil-hasil pembangunan senantiasa menimblkan permasalahan-permasalahan baru sementara korpormasi raksasa (Multirateral corporation) semakin akumulatip dan sepihak , system ekonomi dan kebijakan perekonomian kita sendiripun belum dapat sepenuhnya dijiwai oleh rumusan dan semangat falsapah hidup bangsa yaitu pancasila.
e.       Sosial Politik
Struktur sosial atau instruktur politik yang ada belum memberikan wahana mobilisasi bagi segenap potensi bangsa. Sosialisasi politik tidak berbanding lurus dengan perkembangan politik, tetapi dilaksanakan terbatas pada momentum-momentum sesaat. Sehingga masyarakat kurang tahu (tidak terbiasa) menggunakan hak asasi polotiknya, malah lebih diberatkan untuk menuaikan kewajiban-kewajiban sipilnya selaku warga Negara. Hal itu melahirkan masalah sendiri, misalnya timbulnya dorongan paertisipasi politik secara berlebihan, kadang-kadang radikal biasanya tidak proposional, dan kemelut permasalahan seperti itu tidak tertanggulangi secara tuntas apabila disorot atau yang ditangani hanya gejala  (aksi-aksi politik) karena akar permasalahan tidak tertentu.
Tujuan dan Strategi Pengembangan Lembaga Kekaryaan
Tujuan pembinaan dan pengembangan lembaga kekaryaan adalah untuk mempercepat proses perwujudan pemerataan lima kualitas insan cita  HMI yaitu :
1.       Insan Akademis
2.       Insan Pencipts
3.       Insan Pengabdi
4.       Insan yang Bernafaskan Islam, dan
5.       Insan yang bertanggung jawab atas terwujudnmya masyarakat adil makmur yang diridhai Allah SWT.
Strategi dan pengembangan haruslah disesuaikan dengan perkembangan HMI secara keseluruhan, baik perklembangan itu disebabkan oleh kondisi eksternal maupun int4rnal (para anggota) HMI itu sendiri. Dengandemikian faktor-paktor yang stategis bagi pembinaan  dan pengembangan Lembaga Kekaryaan  HMI adalah :
1)      Keimanan
Agar segenap masyarakat dan lingkungannya betul-betul menjadi orang  yang bertaqwa kepada Allah SWT
2)      Intelektualitas
Dimensi intelektualitas dan kemampan berpikir seseorang harus dikembangkan agar dalam kehidupannya manusia dapat menyerap serta mendaya gunakan ilmu pengetahuian dan tekhnologi yang sesuai dengan ajaran Islam.
3)      Kerja atau Profesi
Mahasiswa Islam sebagai Human resource bagi umat dan bangsa mestilah dipersiapkan secara pisik, mental dan spiritual untuk menjadi tenaga yang produktif, cakap, trampil, kreatif dan bertanggung jawab. Bahkan harus menciptakan lapangan kerja sendiri, sehingga mereka mendapatkan kepasgtian masa depannya sesuai minat, keahlian (profesional)
4)                  Kepemimpinan
Pembinaan dan pengembangan kepemimpinan dimaksudkan sebagai proses kaderisasi (proses pematangan) calon-calon pemipin bangsa dan umat agar mereka menjadi cakap, kreatif, bijaksana, bertanggung jawab dan penuh dedikasi pada bangsa Negara dan agamanya.
5)      Pengabdian Masyarakat
Mahasiswa Islaim sebagai generasi muda bangsa harus mampu memahami, menghayati problem-problem yang dihadapi masyarakat dan pemerintah, serta dapat mencarikan alternative pemecahan yang lebih baik, dalam rangka mencapai cita-cita pembangunan nasional, masyarakat adil makmur yang diridhai Allah SWT.

Pembinaan dan Pengembangan Lembaga Kekaryaan
Strategi pembinaan dan pengembangan yang dirumuskan diatas, memerlukan kejelasan tentang cara dan sarana pengejewantahan, sehingga semua pihak yang bersangkutan dapat memahami serta melaksanakan tugas sesuai dengan bidangnya masing-masing untuk itu. Ditetapkan tiga jalur pembinaan dan pengembangan Lembaga Kekaryaan yaitu :
§  Jalur utama dimaksudkan sebagai lembaga kekaryaan itu sendiri, yang langsung melaksanakantugas dan fungsi khususnya sesuai dengan penggarapan  masing-masing.
§  Jalur penunjang dimaksudkan sebagai penghidupkan para fungsional Lembag Kekaryaan yang dapat dikembangkan menjadi suatu institusi sosial baru yang mencerminkan kepedulian mahasiswa (khusus) dan pemuda (umum) terhadap dinamika pembangunan.melalui institusu sosial baru ini, dapat menemukan peran-peran Lembaga kekaryaan dan proses bagi anggota HMI, seperti melalui kemitraan dalam berbagai kemitraan dalam berbagai kehidupan  bermasyarakat dan bernegara.
§  Jalur kordinator

*      Di Tingkat Cabang
Pengkordinasian Lembaga kekaryaan di tingkat cabang dilakukan oleh lembaga kekaryaan tingkat cabang
*      Tingkat Badan Kordinasi
Pengkoordinasian di tingkat regional dilakukan oleh bidang kekaryaan Badko melalui bidang kekaryaan Cabang di wilayah koordinasinya
*      Tingkat Pengurus Besar
Untuk tingkat nasional di bentuk bakornas yang brfungsi sebagai koordinator nasional dan berfungsi mengkoordinator lembaga kekaryaan yang ada di cabang-cabang secara nasional dibawah koordinasi Lembaga Kekaryaan PB HMI.
Pembinaan dan pengembangan lembaga kekaryaan HMI, membutuhkan partisipasi aktif dari seluruh warga HMI. Masyarakat dan pemerintah. Kerjasama yang baik perlu ditingkatkan secara terus menerus, agar dapat mencapai hasil optimal bagi kemaslahatan bersama.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar