Rabu, 16 November 2011

Globalisasi dan Masa Depan Peradaban Islam


MARI kita bicarakan peradaban. Seorang filosof Inggris, Bertrand Russel, pernah berkata bahwa peradaban dilahirkan untuk mengejar kemewahan. Sebab inilah tercipta karya besar, musik, Istana Versailles, Taj Mahal dan lain-lain. Lalu, semakin dekat pada zaman kita, Anda semua menginterpretasikan peradaban lebih keekonomi-ekonomian, dan Anda semua mendapat acuan seseorang yang bernama Adam Smith yang dengan serius mengatakan bahwa peradaban, atau paling sedikitnya peradaban Barat dilahirkan untuk mengejar keuntungan. Kemudian lebih dekat lagi pada zaman kita terdapat seseorang yang bernama Karl Marx. Ia mengatakan bahwa peradaban dan perjalanan sejarah terjadi untuk mengejar surplus.
Saya akan mengusulkan ide yang sedikit berbeda dalam pembahasan ini. Bahwa peradaban dihasilkan oleh pencarian sintesis yang kreatif. Sintesis yang terjadi mungkin antara etika dan pengetahuan, antara agama dan ilmu, antara satu budaya dengan budaya lain. Dinamika sentralnya adalah sintesis kreatif.
Kami mulai pembahasan dari premis bahwa Islam adalah sistem yang paling kreatif. Ia amat mampu mensintesis antara etika dan pengetahuan, antara agama dan ilmu, serta antara Islam dan kebudayaan lain.
Secara doktrin, Islam menjadi sintesis tiga agama: Yudaisme, Kristianisme, dan Pesan Muhammad. Terdapat banyak informasi mengenai Taurat dan Perjanjian Lama dalam al-Quran dan pengakuan nabi-nabi Yahudi yang substansial. Terdapat banyak informasi tentang Perjanjian Baru dalam al-Quran, dari kelahiran ‘Isa dari seorang perawan sampai ke mukjizat sakralnya. Kemudian ada kontribusi Nabi Muhammad sendiri baik pada era Makkah maupun era Madinah. Islam sebagai kebudayaan menjadi sekreatif sintesis.
Antara abad 9 dan 14, peradaban Islam memperlihatkan kapasitas yang tinggi bila dilihat dari sintesis ilmiah dan teknologi. Sebagaimana reseptif pada Yudaisme dan Kristianisme dalam bidang doktrin, Islam juga menunjukkan kereseptifan pada Yunani kuno dalam bidang sekular. Misalnya Ibnu Rusyd pada tahun 26-98 M. Banyak orang menganggap bahwa beliau bukan saja seorang Muslim tapi juga Aristotelian. Ia seorang Muslim yang awal-awal menyimpulkan bahwa bumi bulat. Ibnu Sina pada tahun 980-1037 M mengomentari para filosof Yunani dengan ekstensif. Banyak orang yang menginterpretasikan Ibnu Sina sebagai neo-platonik dalam beberapa hal. Ia mendapat nama demikian karena karya tunggal kedokterannya yang amat penting di zaman pertengahan yang berisi sintesis: Norma kedokteran yang menjadi buku standar referensi kedokteran di Universitas Eropa hingga abad ke-17. Jadi Islam telah belajar dari Yunani Kuno dan mendidik Eropa pertengahan.
Peradaban sebagai proses sintesis budaya yang kreatif diperlihatkan. Fioloblia dan Filoscience telah melestarikan lebih dari 100 karya Ibnu Sina selama berabad-abad. Filoblia adalah cinta buku dan filoscience adalah cinta pengetahuan. Filoblia Islam dan filoscience mengacu pada ayat-ayat pertama pada al-Quran. Ketika surat-surat ini ditegaskan Nabi Muhammad tidak menyadari, menurut imajinasi saya bahwa ayat-ayat ini merupakan kata-kata pertama dari al-Quran dan ditakdirkan menjadi buku yang paling banyak di baca dalam bahasa aslinya dalam sejarah manusia. Bibel menjadi buku terjemahan yang paling banyak dibaca. Namun seminggu penuh, saat ini, kemarin dan lusa, al-Quran selalu dibaca dalam bahasa aslinya oleh berjuta-juta umat Islam seluruh dunia. Ketika surat-surat awal yang sederhana ini diproklamirkan 14 abad yang lalu, zaman yang dihadapi adalah zaman kebudayaan membaca — peradaban yang menghormati ilmu.
Bagaimana asal-usul filoscience dan filoblia? Muslim percaya bahwa kata-kata pertama dari Nabi Muhammad ini sungguh-sungguh mengenai pengetahuan dan perintah Allah pertama pada Nabi adalah perintah iqra (membaca). Ayat-ayat Quran yang terawal ini menghubungkan bahwa biologi dengan ilmu pikiran. Selain itu, dengan cara memproklamirkan bahwa seluruh ilmu bermuara pada Tuhan orang-orang yang arogan atau pseudomession akan tersadarkan. Ilmu mengandung tanggung jawab moral. Oleh karena itu, kita diperintahkan oleh al-Quran “Bacalah dengan nama Tuhan-mu yang menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah dan Tuhan-mu Yang Paling Pemurah yang mengajarkan manusia dengan perantaraan kalam apa yang mereka belum ketahui, namun mansuia melampaui batas karena dia melihat dirinya sendiri cukup. Oleh karena itu, Tuhan mengajar dengan pena dan menggunakan pena dalam melakukannya. Dan pena saat ini bisa diinterpretasikan dengan sebuah komputer. Tuhan mengajar umat manusia apa-apa yang mereka belum ketahui seperti: inilah bunyi ayat-ayat pertama Al-Qur’an. Ayat-ayat ini berkenaan dengan pengetahuan dan peringatan atas kebodohnan serta penghormatan pada keahlian (skill).
Saat ini lebih dari sebelumnya, kita mengetahui bahwa kekuatan tidak terjadi pada orang yang memiliki tapi pada orang yang mengetahui. Walaupun dengan apa yang Karl Max ucapkan. Ayat-ayat pertama Al-Qur’an merupakan ramalan kemenangan pengetahuan dan tirani keahlian yang potensia. Ayat-ayat pertama Al-Qur’an terus membahana di setiap abad sejak pernyataan Islam yang pertama, yang ditujukan pada penguasaan pengetahuan sebagai basis sintesis kreatif terbaik.

 

Globalisasi

Muslim abad 21 mungkin berada dalam salah satu medan pertempuran di abad globalisasi, untuk hal-hal yang lebih baik atau lebih buruk. Fenomena globalisasi selalu berhadapan dengan kenyataan, sebagai pemenang atau pun pecundang. Pada fase-fase awal, Afrika dan banyak juga dunia Muslim menjadi pecundang. Dan semakin jelas bahwa kita mesti menanggung akibatnya. Terdapat banyak Universitas di Amerika Serikat yang memiliki lebih banyak komputer daripada komputer-komputer seantero Bangladesh atau Seregul.
Zaman ini adalah zaman digital. Perbedaan antara orang kaya dan miskin sama dengan perbedaan antara yang berdigital dan tidak berdigital. Oleh karena itu, mari kita bahas definisi: Apa globalisasi itu? Pada satu sisi, pembahasan definisi terdiri dari proses-proses yang mengarah pada interdepedensi global dan peningkatan kecepatan tukar menukar dalam jarak yang luas. Berkaitan dengan milenium baru, kita akan mendiskusikan tiga variasi arti yang jelas.
1.      Arti Globalisasi Informasi
Kekuatan yang mentransformasikan pola infromasi dunia dan menciptakan basis informasi tingkat tinggi. Mengembangkan akses ke data dan memobilisasi komputer serta internet ke servis global. Apakah dunia Islam termarginalisasikan oleh definisi ini?
2.      Definisi Globalisasi Ekonomi
Kekuatan yang mentransformasikan pasar global dan menciptakan interdepedensi ekonomi-baru dalam jarak yang luas. Tentu saja, Afrika dan dunia Islam juga terpengaruh walaupun tidak sentral. Suatu hal yang mungkin terjadi bila bagian-bagian dunia Islam tidak menjadi sentral menurut arti globalisasi ekonomi. Mengapa? Sebab seringkali mereka memproduksi minyak yang telah memasuki mesin-mesin globalisasi ekonomi.
3.      Arti ketiga yang komprehensif
Semua kekuatan yang merubah dunia menjadi kampung global, memendekan jara, menghomogenkan budaya, mempercepat mobilitas dan mengurangi relevansi batasan politik. Menurut definisi yang komprehensif ini, globalisasi adalah pengkampungan dunia secara global. Kekuatan-kekuatan ini telah dikenal di dunia Islam dan di sebagian belahan dunia dalam jangka waktu yang lama. Kata ini mungkin baru tapi arti globalisasi I ni sudah lama.
Untuk memahami arti globalisasi secara komprehensif, maka perlu diungkapkan empat mesin utama globalisasi: agama, teknologi, ekonomi, dan kekuasaan. Misalnya globalisasi Kristen diawali dengan perpindahan agama Kaisar Konstantin Roma I tahun  313 CE. Setelah perubahan agama seorang kaisar, agama Kristen memegang peranan dominan bukan hanya di Eropta tetapi juga daerah-daerah lain yang nantinya menjadi kekuasaannya.
Globalisasi Islam tidak dimulai dengan perubahan kaisar yang ada. globalisasi Islam dimulai dengan membangun kekuatan dari awal. Dinasti Umayyah dan dinasti Abasiyyah mengumpulkan potongan-potongan budaya bangsa lain – Bizantium lama, Mesir dan Persia – dan dibuatlah kebudayaan baru. Kekuatan Islam dan Kristen kadang-kadang bentrok. Dua agama ini dalam gerakan ekspansionis memberikan kontribusi yang luas pada globalisasi.
Perjalanan eksplorasi merupakan lain dalam proses eksplorasi para musafir Muslim berlayar ke Timur namun tidak ke Barat. Eropa berlayar ke Timur dan ke Barat. Vasco da Gama dan Kristoper Colombus membuka lembaran baru sejarah globalisasi. Ekonomi dan kekuasaan merupakan motif utama. Ini diikuti oleh migrasi manusia

 

Islam dari Sisi Yang Menerima

Saya siap belajar dari Aristoteles .Saya siap belajar apa yang dilakukan oleh kebudayaan-kebudayaan lain dan melihat kembali budaya Islam saya dan prosesnya. Ayah saya melakukan poligami. Saya tidak berpendapat buruk pada poligami. Saya tidak hidup di keluarga yang benar-benar terbentang (oppressive extended family). Hal yang selalu saya ingat adalah keinginan ayah untuk selalu mengajakserta saya kemanapun: baik ketika bersama ibu kandung ataupun ketika dengan ibu tiri. Oleh karena itu saya selalu bersama kedua ibu tersebut kapan saja dia bersama mereka. Ibu tiri merawat saya bagaikan anaknya sendiri.
Ayah saya sudah lama meninggal, tapi ibu tiri saya masih hidup sampai sekarang. Saya mencintainya, begitu pula anak-anak saya. Saya membawa mereka ke ibu tiri saya, mereka berkata bahwa dia nampak jauh lebih muda dari saya. Walaupun saya protes saya mesti menyatakan persetujuan. Ia adalah ibu saya yang kedua, pada saat saya pertama kali mendapat gaji saya merasa berkewajiban memenuhi keperluannya. Ayah saya wafat tahun 1947. Loyalitas saya ini berlangsung sampai saat ini. Saya kira saya telah menyatukan dua budaya: budaya Islam dan Afrika walaupun ayah telah tiada. Keluarga terbentang (the extended family) adalah nyata.
Jadi mengkonstruksi kebudayaan akan datang bukan hanya mengejar kemewahan seperti yang dikatakan Bertrand Russel, bukan pula mengejar surplus seperti yang dikatakan Karl Max. juga bukan mengejar keuntungan seperti yang Adam Smith katakan. Ada banyak hal lainnya yang mencakup sintesis kreatif bahkan dalam hubungan keluarga dan ada pula peraturan-peraturan keluarga yang bersumber dari budaya yang mesti eksis sebagai standar masa depan.
Saya yakni akan keberadaan peraturan-peraturan keluarga dalam budaya Islam dan budaya Afrika yang masih diikuti saat ini dan juga bermanfaat bagi Barat. Terima Kasih.[]

Ceramah ini disampaikan oleh Prof. Mazrui di Universitas Westminister London pada tanggal 3 September 2000. Diterjemahkan oleh ….

Tidak ada komentar:

Posting Komentar