Sabtu, 19 November 2011

MEMBERDAYAKAN POTENSI AKAL



Ketika seseorang melakukan sebuah “inner journey” untuk mengenal siapa sesungguhnya dirinya, maka akan menemukan setidaknya ada tiga karunia istimewa yuang diberikan Allah Sang Pemilik Kehidupan secara cuma-cuma, sebagai modal kesuksesan hidupnya di dunia. Apa saja ketiga karunia istimewa itu, yakni
  • Pertama potensi kekuatan fisik yang sempurna
  • Kedua potensi akal pikiran yang luar biasa
  • Ketiga potensi hati nurani yang sangat berharga
Karunia pertama berupa potensi kekuatan fisik dan bentuk tubuh yang fungsional, dengan susunan tulang dan otot yang dapat memungkinkan untuk melakukan gerakan yang berbeda-beda. Kekuatan potensi fisik ini menjadikan manusia mampu menghasilkan produktifitas yang tinggi dalam berkarier, dalam berbisnis dan dalam berbagai aktivitas kehidupan.
Karunia kedua adalah otak atau akal pikiran yang super canggih yang mampu mengontrol dan mengatur kinerja berbagai organ tubuh dan panca indra manusia. Mulai dari mengendalikan dan mengatur denyut jantung yang mampu memompa ribuan liter darah melalui pembuluh darah yang sangat panjang, mengontrol dan mengatur kinerja paru-paru yang memberikan supply oksigen bagi tubuh yang tidak pernah berhenti sedetikpun dan berbagai panca indra lainnya.
Karunia ketiga adalah hati atau qalbu yang memiliki peran paling penting dalam mengatur kehidupan manusia. Hati adalah rajanya yang mengatur dan mengendalikan potensi akal pikiran dan panca indra. Hati manusialah yang akan mengendalikan otak atau akal pikiran manusia untuk kemudian memprosesnya melalui panca indra, sehingga menghasilkan sesuai yang dikehendaki hati.
Bagaimana Memberdayakan Potensi Akal ?
Kedahsyatan potensi akal pikiran manusia tidak perlu diragukan lagi. Dengan akal ini manusia memiliki kemampuan untuk memahami bagaimana proses berpikir dan mengelola pikirannya. Manusia dapat mempelajari ilmu pengetahuan, mengungkap berbagai misteri kehidupan, menjelajahi ruang angkasa, mengarungi samudra luas tak berbatas dan dapat membaca bukti-bukti kekuasaan Allah Yang Maha Kuasa di alam semesta ini.
Memahami akal manusia, setidaknya ada dua makna pemahaman yakni berfungsi menjelaskan semua urusan, baik berkenaan dengan masalah duniawi maupun masalah kehidupan akhirat. Yang kedua berarti pandangan mata batin dan pengetahuan terhadap mana yang bermanfaat dan mana yang membahayakan baik untuk kehidupan dunia maupun kehidupan akhiratnya.
Setiap manusia berkewajiban menggunakan akalnya untuk dapat memahami “rules”atau aturan-aturan yang sudah diperintahkan Allah melalui para nabi dan kitab suci-Nya. Maksudnya, manusia harus memberdayakan akalnya untuk dapat membaca bukti-bukti yang terhampar di alam semesta ini agar dapat memahami hakekat kehidupan secara utuh dan benar. Karena sesungguhnya Allah telah menjelaskan kepada mereka sesuatu yang dapat mereka pahami dengan akal mereka.
Khalid ibn Shafwan berkata, ”Bila ada seseorang yang tidak bisa menjelaskan apa-apa, ia tidak ada bedanya dengan binatang ternak atau ia hanya berganti rupa.” Inilah yang membedakan manusia sebagai makhluk sempurna dengan makhluk ciptaan Allah lainnya. Makna dari penggalan kalimat ini adalah kalau manusia tidak memberdayakan aklnya untuk memahami mana yang baik dan buruk dalam kehidupan, tidak digunakan untuk memikirkan kehidupan dunia dan akhirat dalam keseimbangan, tidak digunakan untuk memahami norma-norma atau ketentuan Allah yang sudah berlaku dalam kehidupan dan tidak dapat membaca bukti-bukti kekuasaan Allah Yang Maha Perkasa di alam semesta, maka tidak ubahnya seperti binatang.
Sayangnya, kebanyakan orang kurang menggunakan akalnya untuk memahami hakekat kehidupan dan kodrat dirinya secara utuh dan benar. Sebagain besar manusia hanya menggunakan akalnya untuk urusan duniawi semata. Akibatnya banyak orang tersiksa secara tidak sadar dalam posisi ini. Mereka secara fisik manusia, tetapi tidak mengunakan akal pikirannya sehingga melakukan tindakan-tindakan yang melanggar unsur-unsur kemanusiaan. Inilah sumber berbagai penyimpangan dalam perilaku manusia dalam kehidupan dewasa ini(illegal loging, korupsi, kekerasan dimana-mana, menggelapkan uang rakyat, melakukan pembajakan, penipuan, pornografi dan pornoaksi, dll).
Manusia yang akalnya sehat, maka akan menggunakan akal pikirannya dengan sehat dan benar. Menggunakan akal pikiran untuk memahamai tentang ciptaan Allah dan memperhatikan lembaran alam semesta. Untuk kemudian, proses berpikir kita itu mengantarkan kita untuk memikirkan siapa yang telah menciptakan semua itu. Sehingga kita dapat mengenal siapa sesungguhnya diri kita dan siapa Tuhan kita yang sebenarnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar